Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Mata Kuliah Pengembangan Learning Trajectory Pendidikan Dasar
Perkuliahan Rabu, 18 Februari 2015
Hermenetika
hidup merupakan menginteraksikan apa yang dipikirkan dalam kehidupan, proses menerjemahkan
dan diterjemahkan. Pentingnya hermenetika dalam membangun hidup ini.
Hermenetika hidup dapat dijelaskan seperti berikut:
Gambar
1. Garis Hermenetika Hidup
1. Hermenetika hidup garis yang melingkar
(lingkaran) yaitu siklus kehidupan yang
akan terus berulang seperti siklus hari yang terus berputar atau berulang.
2. Hermenetika hidup berbentuk garis lurus
yaitu kehidupan yang terus berlanjut maju tidak berhenti dan tidak kembali ke
belakang atau terulang seperti dalam kehidupan ada saatnya usia kita menjadi tua dan tidak
dapat kembali ke usia muda.
3.
Hermenetika hidup seperti garis
berbentuk spiral adalah silaturahim atau interaksi antara langit (atas) dan
bumi (bawah). Contoh dalam kehidupan seperti kegiatan pendidik memfasilitasi
siswa belajar Matematika. Hermentika hidup bagi pendidik dalam memfasilitasi
siswa belajar Matematika yaitu pentingnya mengajarkan siswa berdasarkan
pengalaman kehidupan siswa yang konkrit melalui kegiatan-kegiatan atau contoh
dalam kehidupan siswa sehari-hari, tidak langsung pada definisi ilmu Matematika
itu sendiri. Definisi ilmu Matematika berada di atas sedangkan kegiatan atau
contoh berada di bawah (yang dapat disentuh). Contoh lain yaitu silaturahim
atau interaksi antara guru (atas) dengan siswa (bawah), logis (atas) dengan
cocok (bawah), takdir (atas) dengan ikhtiar (bawah), pikir (atas) dengan fakta
(bawah), dll.
4.
Garis hermenetika hidup jika semakin ke
atas adalah firman Tuhan yang abadi. Semua adalah milik-Nya dan akhirnya akan
kembali pada-Nya.
Siswa belajar membangun
hidup seperti membangun pengalaman, tanggung jawab, pengertian, cinta, dll. Dalam
belajar diperlukan hermenetika membangun hidup dengan cara menginteraksikan apa
yang dipikirkan dengan fakta yang ada. Seperti belajar Matematika yang telah
dijelaskan di atas. Siswa belajar berdasarkan fakta dan pengalaman melalui contoh
atau kegiatan sehingga siswa mampu membangun konsep ilmu atau definisi
Matematika. Disinilah terjadi interaksi antara contoh atau kegiatan siswa
dengan ilmu atau definisi Matematika. Hermenetika hidup yang membangun hidup
berdasarkan pengalaman akan melahirkan intuisi siswa sehingga siswa akan
memiliki nurani dalam perasaannya. Bahaya jika siswa sudah tidak memiliki
intuisi atau pemahaman lagi. Siswa akan kehilangan nuraninya jika sudah tidak
memiliki intuisinya. Maka pentingnya hermenetika hidup dalam kehidupan seperti
di dunia pendidikan.
Gambar 2. Skema
Hermenetika Hidup oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Pada pertemuan
ke-2 kuliah Pengembangan Learning
Trajectory Pendidikan Dasar tanggal 18 Februari 2015 Bapak Prof. Dr.
Marsigit, M.A. mengadakan kuis tentang mendefinisikan suatu kata menggunakan satu
kata atau frasa yang terlintas dalam pikiran mahasiswa. Ternyata banyak kata
yang tidak dapat didefinisikan. Kata-kata yang tidak dapat didefinisikan
tersebut memberi pelajaran kepada mahasiswa pendidikan dasar konsentrasi
praktisi (guru kelas) bahwa tidak ada gunanya memaksakan kata-kata yang tidak
dapat didefinisikan untuk didefiniskan, sama seperti jika seorang guru
memaksakan siswanya untuk bisa atau paham padahal guru itu sendiri juga tidak
paham. Guru yang bertindak seperti itu termasuk guru yang munafik. Guru yang
baik akan memfasilitasi siswa dan membelajarkan siswanya, tidak hanya menuntut
siswa agar bisa. Tidak hanya siswa, guru pun perlu selalu belajar untuk
membangun hidup.
Oleh:
Ika Noviana
NIM 14712251002
Program Pascasarjana
Pendidikan Dasar
Konsentrasi Praktisi (Guru Kelas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar