Oleh Ika Noviana (14712251002) Konsentrasi Praktisi (Guru Kelas).
Belajar
merupakan proses perubahan perilaku seseorang ke arah yang positif baik dari
segi kompetensi, sikap, maupun keterampilan sebagai hasil dari pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya. Dalam belajar terjadi penambahan pengetahuan
atau perolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku
yang relatif menetap. Maka sebagai guru harus mampu memfasilitasi siswa belajar
agar siswa mampu melalui proses perubahan perilaku ke arah yang positif baik
dari segi kompetensi, sikap, maupun keterampilan melalui pengalaman dan
interaksi siswa dengan lingkungannya secara nyata.
Pengalaman
dan interaksi siswa dengan lingkungannya secara nyata dalam proses pembelajaran
dimana guru memfasilitasi siswa belajar matematika berkaitan dengan pendidikan
matematika realistik (Realistic
Mathematics Education). Keistimewaan dari Realistic
Mathematics Education (RME) meliputi:
1.
Penggunaan situasi yang realistis untuk mengembangkan
matematika.
2.
Kegiatan meneliti mendorong siswa untuk bergerak dari informal
ke representasi formal.
3.
Kurang penekanan pada algoritma, lebih pada masuk akal.
4.
Penggunaan guided
reinvention.
5.
Kemajuan menuju ide-ide formal yang dilihat sebagai
proses jangka panjang.
Realistic Mathematics Education sangat diperlukan dalam pembelajaran
matematika sekolah terutama matematika sekolah dasar karena matematika murni
dengan aksioma-aksiomanya yang bersifat abstrak berbeda dengan matematika
sekolah. Matematika sekolah menurut Ebbutt dan Straker (1995):
1. Matematika
adalah mencari pola
dan hubungan
2. Matematika
adalah kegiatan kreatif, yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan.
3. Matematika
adalah cara memecahkan masalah.
4. Matematika
merupakan sarana mengkomunikasikan
informasi atau ide.
Berdasarkan
Realistic Mathematics Education dan
Matematika sekolah yang berbeda dengan Matematika murni, sebuah pendekatan
pembelajaran matematika dengan fenomena gunung es (Iceberg) dalam Realistic
Mathematics Education direkomendasikan
untuk pembelajaran matematika sekolah terutama matematika sekolah dasar. Pendekatan
gunung es (Iceberg Approach) dalam Realistic Mathematics Education (Moerlands
dalam Sutarto, 2008) meliputi 4 tahap:
1.
Mathematical
world orientation
2.
Model
material
3.
Building
stones, number relations
4.
Formal
notation
Pada
kesempatan ini saya akan mencoba mengidentifikasi dan mengembangkan
pembelajaran Matematika SD menggunakan pendekatan gunung es (Iceberg Approach) pendidikan matematika
realistik (Realistic Mathematics
Education) pada:
Kelas : I (satu)
Semester : 2 (dua)
Tema : Lingkungan Bersih, Sehat, dan Rapi
Subtema : Lingkungan Rumahku
KI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah
KD : 3.2 Mengenal bilangan asli sampai
99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau
tempat bermain
Indikator : Mengidentifikasi operasi pengurangan
Materi pembelajaran
matematika di sini adalah pengurangan bilangan sampai dengan 20. Tentu saja
dalam proses pembelajaran siswa tidak langsung ditanamkan konsep formal
pengurangan dengan angka-angka formal. Tidak seperti pembelajaran konvensional
yang hanya transfer of knowledge,
pembelajaran matematika kali ini akan menggunakan pendekatan gunung es (Iceberg Approach) dalam Realistic
Mathematics Education.
Pembelajaran
matematika SD pada materi kelas I tentang operasi pengurangan menggunakan
pendekatan gunung es (Iceberg Approach)
pendidikan matematika realistik (Realistic
Mathematics Education) yang saya kembangkan meliputi:
1.
Mathematical
world orientation
Siswa
terlebih dahulu difasilitasi dengan benda-benda nyata untuk membangun konsep
pengurangan bilangan. Melalui benda-benda nyata yang ada dalam dunia siswa dan
dekat dengan pengalaman siswa akan mempermudah siswa memahami pengurangan
secara konkret berapa jumlah benda sebelum dikurangi dan berapa jumlah benda
setelah dikurangi.
2.
Model
material
Benda-benda
nyata atau konkret yang digunakan sebagai media untuk membantu siswa memahami
konsep pengurangan bilangan secara konkret dengan mengurangi jumlah benda
konkret kemudian dapat ditingkatkan ke tahap model material yaitu pembentukan skema dengan cara menggambarkan
benda-benda konkret dalam memfasilitasi belajar pengurangan bilangan.
3.
Building
stones, number relations
Setelah siswa mampu memahami
pengurangan bilangan melalui benda nyata ataupun model materialnya, siswa mulai
membangun pengetahuan mengenai pengurangan bilangan misalnya melalui garis
bilangan. Garis bilangan tersebut akan menghubungkan angka-angka dengan pengurangan
bilangan.
4.
Formal
notation
Setelah siswa sudah mampu melalui 3
tahap Iceberg Approach, siswa akan
mampu mengembangkan pengetahuannya dari konkret menuju formal notation tentang pengurangan bilangan. Siswa sudah mampu
memahami lambang bilangan dan pengurangan terhadap lambang bilangan tersebut.
Gambar
1. Pendekatan Gunung Es pada Operasi Pengurangan
Sumber:
Buku Pegangan
Kurikulum 2013 Kelas I Tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Rapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar