Refleksi perkuliahan
Pengembangan Learning Trajectory Pendidikan
Dasar yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. di kelas Konsentrasi Praktisi (Guru
Kelas) ruang 200B gedung lama Pascasarjana UNY sebanyak 9 mahasiswa pada hari Rabu,
08 April 2015 pukul 07.00 sampai dengan 08.40 WIB.
Learning Trajectory
merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa
berpikir yang diaplikasikan dalam Teaching
Trajectory tentang bagaimana guru menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Teaching Trajectory sebagai hasil
dari Learning Trajectory secara formal
adalah dokumen resmi seperti UUD 1945, UU Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah, Kurikulum, Silabus, RPP, LKS, dan perangkat PBM lainnya. Guru yang
akuntabel (dapat dipercaya) harus berdasar teori. Guru yang akuntabel harus
membaca referensi-referensi berbagai teori belajar dan mengajar. Secara material
adalah konteks fisik, budaya, sastra, kebiasaan, adat, dll. Secara filsafat,
belajar Learning Trajectory adalah
untuk memperoleh makna/arti yaitu wadah dan isinya (ontologi), metode
(epistimologi), dan etik dan estetika (aksiologi). Wadah adalah sintaks dan isi
adalah semantik atau kategori. Tiadalah isi tanpa wadah dan tiadalah wadah
tanpa isi. Isi/arti tergantung dari wadahnya.
Sebenar-benar
ilmu adalah pandawa papan, sesuai dengan kahanan,
sesuai dengan ruang dan waktunya, sesuai wadah dan isinya. Dalam pembelajaran,
Matematika SD dengan Matematika SMP berbeda. Jika Matematika SD dengan
Matematika SMP dipukul rata sama semua, maka butalah hati, pikiran, dunia, dll.
Orang yang paling berbahaya dan bodoh di dunia adalah orang yang tidak mengerti
dan santun terhadap ruang dan waktu.
Teori-teori
belajar diinteraksikan dengan cara dibaca, dipikir, kemudian dikerjakan. Setiap
titik interaksi selalu ada 3 hal:
a.
Rutin yaitu mendapat kodrat/nasib. Tidak
mendapat ilmu dan tidak berikhtiar.
b.
Penelitian yaitu sebenar-benar hidup dengan
meneliti, fokus/konsentrasi dalam ikhtiar membaca.
c.
Melebar yaitu hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Setiap titik berlanjut ada 3 hal lagi
dan seterusnya tanpa henti sehingga hidup penuh dengan ikhtiar dan berdoa.
Wujud
teori-teori belajar adalah proses belajar mengajar. Cara berpikir siswa ada 3
unsur menurut Sigeo Katagiri yaitu sikap, metode, dan materi/isi sehingga ada Realistic Mathematics Education. Dalam
memfasilitasi belajar Matematika berawal dari tahap konkret, model konkret,
model formal, kemudian Matematika formal. Benda yang digambar adalah model.
Sama seperti Teori Bruner diawali dari tahap enactive (benda), iconic, dan
symbolic.
Bagaimana
siswa belajar dalam spiritual adalah sikap siswa dalam doa. Dari filsafat
(normatif), kompetensi meliputi will,
attitude, knowledge, skill, dan experience.
Secara umum/formal, kompetensi belajar adalah SKL. Maka bagaimana siswa
mampu berpikir di kelas dapat diungkap atau diselidiki menggunakan metode
eksplorasi, studi kasus, PTK, dll. Referensi pun harus ada benang merahnya
untuk menuju pembelajaran yang inovatif. Perlunya menyelidiki dengan
penelitian-penelitian untuk memperjelas bagaimana siswa belajar dan menciptakan
pembelajaran inovatif.
Gambar 1. Skema Menggapai
Guru yang Akuntabel Berdasarkan Learning
Trajectory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar